Sidang Kasus Pembunuhan Brigadir J, Saksi: Ada Kejanggalan dalam Pengamanan CCTV

Kamis, 01 Desember 2022 - 17:36 WIB
loading...
Sidang Kasus Pembunuhan...
Dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J, Saksi Agus Saripul Hidayat mengatakan, pengamanan CCTV di kawasan Rumah Dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, janggal. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Sidang lanjutan perintangan penyidikan atau obstruction of justice Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria dalam kasus pembunuhan Brigadir J masih terus berjalan. Sidang memfokuskan terkait pengamanan CCTV di kawasan Rumah Dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Saksi Agus Saripul Hidayat dalam keterangan di persidangan mengungkapkan, tindakan pengamanan CCTV di lokasi kejadian diperbolehkan selama tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Agus menerangkan, terdapat beberapa kejanggalan dalam penanganan kasus tersebut. Hal tersebut kemudian oleh pihaknya mengkaji kejanggalan tersebut.

"Dari hasil Timsus tersebut, saksi melakukan pengawasan memantau yang saksi temukan terkait terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria itu seperti apa?" ujar Hakim kepada saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2022).

Baca juga: Ungkap Uang di Rekening Brigadir J, Kuasa Hukum Minta Hakim Panggil Pihak Bank

Setelah itu, pihaknya melakukan penelitian dari mulai proses kejadian di tanggal 8 Juli termasuk terkait alibi masing-masing anggota yang turut bekerja sama di dalamnya.

"Kami mendeteksi memeriksa siapa atau apa pun yang tidak semestinya ada atau berada menangani dalam TKP tersebut," jawab Agus.

Jaksa pun kemudian bertanya terkait tindakan Hendra dkk di lokasi pengamanan CCTV apakah memang diperbolehkan atau tidak. Karena pada saat itu, tim yang berwenang dalam mengurusi hal tersebut adalah Polres Jakarta Selatan.

"Saat itu kami tetap membuat prasangka tak bersalah. Tapi kami urut Timsus ini, kejadian tersebut pertama tanggal 8, kemudian sudah ada terbit yang tangani penyidik Polres Jakarta Selatan meskipun kondisi penyidik yang masih belum optimal," terangnya.

"Kemudian tiba-tiba ada surat perintah menurut kami itu tidak semestinya untuk dilakukan," sambungnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)